Selasa, 08 Februari 2011

K.L.E.P.T.O.M.A.N.I.A


 PERNAHKAH teman anda atau bahkan Anda sendiri mengalami situasi dimana merasa suka sekali dengan barang kepunyaan orang lain dan ingin sekali memilikinya..?! Padahal sama sekali tidak membutuhkan barang/ benda tersebut. Kalo iya, berarti sebuah Syndrom telah merasuk kedalam orang tersebut. Ya, Kleptomania namanya.
Kleptomania adalah dorongan tak tertahankan untuk mencuri item yang kadang bagi si penderita tidak benar-benar dibutuhkan, biasanya barang-barang remeh temeh. Kleptomania adalah gangguan kesehatan mental yang serius.. Seorang kleptomania disebut kleptomaniak.
Secara ilmu psikologi, kleptomania adalah kegagalan seseorang dalam menahan dorongan-dorongan atau impuls untuk melakukan pencurian. Tapi yang dicuri itu bukan sesuatu yang ia butuhkan dan sebenarnya dia bisa beli.

Orang yang kleptomania dalam melakukan aksinya tidak terencana. Hal tersebut merupakan reaksi spontan yang terjadi ketika ia merasakan sensasi ketegangan begitu ia melihat barang, lalu dia mengambil barang itu, begitu barang didapatkan maka yang terjadi adalah kepuasan, lega, dan nikmat. Itulah yang membedakan kleptomania dengan pencurian biasa.

Beberapa bukti penelitian menunjukkan bahwa kleptomania berkaitan dengan masalah kimia alami otak (neurotransmiter) yang disebut serotonin. Serotonin berfungsi membantu mengatur suasana hati dan emosi seseorang. Ada juga beberapa bukti bahwa kleptomania berhubungan dengan gangguan adiktif atau obsesif-kompulsif.

Sampai saat ini belum ada penelitian yang bisa memastikan faktor pemicu kleptomania. Hanya saja dari beberapa kasus yang terangkat ke permukaan, kebanyakan berkaitan dengan kasus depresi. Hal ini diyakini karena kebutuhan emosi seseorang di masa kecilnya dulu tidak terpenuhi. Seperti kurang kasih sayang atau pola asuh keluarga yang otoriter.
Jadi, orang yang di usia dewasanya mengidap klepto, bisa jadi karena sejak kecil ia terbiasa memendam perasaan atau emosi. Di dalam dirinya selalu ada ketegangan yang terus menerus yang dia sendiri tidak tahu bagaimana mengeluarkan atau menyalurkan emosinya itu.
Namun begitu, tidak bisa dipukul rata bahwa orang yang kleptomania cenderung adalah orang yang introvert atau tertutup. Hanya saja seringkali memang demikian, karena ia merasa sendirian. Begitu juga dalam melakukan pencurian-pencurian itu. Mereka melakukannya seorang diri dan tidak suka pamer. Hal itu terkait dengan kepuasan diri sendiri dan mereka tidak memerlukan penilaian orang lain.
Contoh ringan dimana seseorang bisa dikategorikan mengidap kleptomania seperti ini: 
Awalnya pinjam, lalu lupa mengembalikan, atau lupa bilang kalau pinjam sesuatu dari tempat orang lain yang pemiliknya sedang tidak ada di tempat dan sudah pasti lupa mengembalikan juga. Barang yang sudah dipinjam, bila berukuran agak besar seperti kursi/ meja kecil pasti dikembalikan. Tetapi bila barang tersebut berukuran kecil seperti pulpen atau tipex, pasti lupa dikembalikan (kecuali si pemilik ingat untuk memintanya). Pada beberapa kasus, kadang kita juga pasti pernah menjadi korban kleptomaniak rekan kerja lain. Maka tidak heran jika alat tulis sampai mug/ gelas punya kita tiba-tiba berganti pengguna tanpa seijin pemilik.

Gejala
Gejala kleptomania mencakup:
  • Dorongan yang kuat dan mendesak untuk mencuri item yang tidak perlu.
  • Bagi si penderita adrenalinnya terpacu saat melakukan pencurian.
  • Penderita merasa nikmat atau puas saat mencuri.
  • Merasa bersalah atau malu setelah mencuri.
Gejala yang bisa dilihat oleh orang di sekitarnya adalah ketika ia membawa barang, lalu saat ditanya ia menjawab dengan asal-asalan tanpa rasa bersalah dan tidak menggunakan barang tersebut.
Tingkat keparahan lepto itu bisa dilihat dari frekuensinya melakukan aksi mencuri dan seberapa jauh sudah merugikan diri sendiri maupun orang lain dan lingkungan sekitarnya.

Ada beberapa hal yang bisa dijadikan patokan untuk menentukan apakah seseorang itu klepto atau tidak. Poin yang dimaksud adalah jenis barangnya, lalu motivasinya. Waktu  saat kapan dia mengambil barang juga penting diketahui. Serta yang tidak kalah pentingnya adalah setelah diambil barang tersebut diapakan, disimpan atau digunakan.
Harus diingat, bahwa seorang klepto tidak memiliki rasa bersalah, kalau ketahuan pemiliknya dia tidak takut. Yang penting dia sudah mendapatkan barang itu, mau diambil lagi oleh pemiliknya pun dia tidak masalah.
Pada prinsipnya ia melakukan itu dalam keadaan sadar, hanya saja dorongan itu terlalu kuat sehingga ia sendiri tidak bisa menahannya. Begitulah cara seorang klepto melepaskan ketegangannya dengan cara mencuri barang.

Perawatan

Perawatan kleptomania biasanya melibatkan obat-obatan dan psikoterapi. Namun, tidak ada perawatan standar untuk kleptomania, peneliti medis masih mencari pengobatan terbaik untuk gangguan tersebut.
Hanya saja fakta menunjukkan banyak penderita kleptomania merahasiakan kelainan mereka, malu karena mereka takut untuk dirawat, yang menyebabkannya bisa dikucilkan orang-orang disekitarnya …

Orang yang dapat anda datangi untuk membantu masalah perilaku kleptomania dan membantu mengatasinya adalah, ahli terapis, psikolog, dokter keluarga, tokoh agama, guru bimbingan siswa di sekolah, kelompok-kelompok pendukung lain. Jangan malu untuk meminta pertolongan.

Sindrom kompulsif disorder,  membuat penderita merasakan ketegangan luar biasa bila tidak mencuri. Mereka lalu merasa lega usai mengutil. Para penderita kleptomania pun sering kali merasa bersalah setelah mencuri dan sering membuang barang curian karena marah terhadap diri sendiri.

Apa pun penyebab di balik itu, bila mencuri menjadi kebiasaan anda, pertimbangkan untuk berbicara dengan dokter atau terapis.

Lalu bagaimana sikap kita sebagai keluarga atau sahabat menghadapi seorang yang kleptomania. Sikap terbaik kita adalah mengingatkan dia bahwa apa yang dilakukan itu salah, merugikan diri sendiri, orang-orang dekatnya bahkan orang banyak.

Tidak ada komentar: