Kamis, 12 Juni 2014

RAMADHAN BUKAN BULAN PUASA

Ketika kita berbicara tentang cinta di bulan Ramadhan, tentunya yang terpikir kan oleh kita adalah bagaimana meraih cinta Allah di bulan yang penuh berkah ini. Karena di bulan Ramadhan, Allah ta’ala benar-benar 'obral' pahala. Namun sangat disayangkan, karena dalam prakteknya sangat sedikit orang yang berusaha untuk meraihnya, bahkan ada sebagian orang, yang tidak mau tau cara untuk meraih cinta-Nya.
Ada persepsi yang kurang tepat, bahwa Ramadhan adalah bulan Puasa. Ramadhan bukan bulan puasa. Al-Qur’an pun tdak pernah menyebutkannya. Dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa bulan Ramadhan adalah bulan Al-Qur’an, “(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang didalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antar yang Haq dan yang Bathil.” (Q.S Al-Baqarah:185).
Ada fenomena ketidak-seimbangan masyarakat dalam memaknai bulan Ramadhan, ketika mereka memaknainya dengan bulan puasa. Dalam sebuah hadits disebutkan tentang keutamaan puasa, Orang yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala di surga, Allah swt. akan mengampuni seluruh dosanya yang telah lalu. [HR. Bukhari dan Muslim].
Dalam hadits yang lain disebutkan tentang keutamaan qiyamullail (tarawih), Orang yang malaksanakan qiyamullail di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala di surga, Allah swt. akan mengampuni seluruh dosanya yang telah lalu.” [HR. Bukhari dan Muslim].
Menanggapi kedua hadits itu, kebanyakan orang mengatakan bahwa Ramadhan adalah bulan puasa, dan hampir tidak ada yang mengatakan bahwa Ramadhan adalah bulan tarawih. Padahal puasa dan tarawih sama keutamaannya dalam kedua hadits di atas. Kedua hadits itu juga disebutkan dalam sumber yang sama, yaitu Shahih Bukhari dan Muslim. Disebabkan persepsi inilah mungkin muncul fenomena shalat tarawih yang kian hari kian sepi. Walaupun di awal Ramadhan, masjid-masjid tidak bisa menampung jamaah. Padahal di waktu yang sama, perhatian orang pada puasa tidak berubah, orang tetap menjaga puasanya.
Orang rela menahan haus dan lapar, tapi lisannya sering menyakiti orang lain, bahkan ada yang rela tidak melakukan pekerjaan berat hanya untuk menambah jam tidurnya. Rasulullah bersabda, “Betapa banyak orang yang berpuasa, tapi tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya itu kecuali lapar dan dahaga.” (H.R Ahmad)

=dari berbagai sumber ...