Minggu, 13 Desember 2009

Z A K A T


Zakat dan sholat dijadikan oleh Allah swt sebagai "pagar betis" bagi agama dan syariat. Allah swt membandingkan antara k eduanya dibanyak tempat dalam Al-Qur'an sebagai isyarat betapa agung kedudukan keduanya. Shalat adalah media penghubung antara kita dengan Allah swt, disamping juga antara kita dengan makhluk lainnya.. Bukankah didlam wujud ini tiada sesuatu selain Khalik dan Makhluk ? Bila shalat merupakan penyuci jiwa dan pembersih ruhani, maka zakat adalah penyuci harta dan pembersih penghasilan.
"Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan merreka, dan berdo'alah untuk mereka . Sesungguhnya do'a kamu itu menjadi ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (Q.S At-Taubah:103)
Allah juga menjadikan shalat dan zakat sebagai fenomena keimanan serta bukti sehatnya aqidah. Al-Qur'an mengisyaratkan hal ini dalam ayat-Nya :
"Jika mereka bertaubat, mendirikan shalat, dan menunaikan  zakat, maka mereka itu adalah saudara-saudaramu seagama ."(Q.S At-Taubah:11)
Ayat ini memberikan pemahaman bahwa barang siapa cacat dalam menjalankan kewajiban shalat dan zakat, ia bukan saudara seagama. Boleh jadi, inilah yang dipahami oleh Abu Bakar ra ketika memerangi orang yang tidak menunaikan zakat, dan itu disetujui juga oleh seluruh sahabat Rasulullah saw. Orang-orang yang tidak mau menyerahkan zakat dianggapnya murtad. Abu Bakar melihat bahwa penolakan zakat hakikatnya sama dengan penghancuran agama, sehingga pelakunya harus diperangi meskipun ia telah bersyahadat. Allah dan Rasul-Nya telah memberi ancaman yang keras. Allah swt berfirman :
"Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak serta tidak membelanjakan dijalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka bahwa mereka akan mendapat siksa yang pedih, pada hari dipanaskan emas dan perak itu dalam neraka jahannam, lalu dibakar dengnannya dahi mereka, lambung, dan punggung mereka lau dikatakan kepada mereka, 'Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang akibat dari apa yang kamu simpan itu.'" (Q.S At-Taubah:34-35).
Dalam sebuah hadits, Rasulullah saw bersabda, "Barang siapa dianugerahi Allah harta lalu ia tidak menunaikan zakatnya, pada hari kiamat harta itu akan dijadikan ular berbisa. Ia lalu melingkari pemilik harta tadi dan mengangkat mulutnya sembari berkata, 'Akulah harta dan simpananmu.'"
Zakat merupakan system yang disyariatkan, pilar dan aktivitas yang bermanfaat, dan alat koreksi bagi pribadi yang bakhil. Ia melatih sikap dermawan, mengokohkan rasa kasih sayang, menyeru hati untuk berhimpun, memusnahkan rasa dengki, menyerukan saling membantu dan saling bergantung dalam kebaikan, menjauhkan akar-akar keburukan dan kerusakan, serta memadamkan api kecemburuan. Karenanya, jika kita dapat berbuat baik-seberapapun- maka berbuatlah, karena sesungguhnya kitalah yang butuh untuk membayar zakat. Mari jadikan membayar zakat sebagai kebutuhan untuk kebaikan bagi kita dan harta kita.
"Maka dirikanlah shalat, dan tunaikanlah zakat, dan berpeganglah kalian pada tali Allah. Dialah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik Penolong." (Q.S Al-Hajj:78}