Senin, 28 Juni 2010

MARI BERKHITAN

Makna KHITAN dalam bahasa Arab adalah bagian yang dipotong dari kemaluan laki-laki atau perempuan. Pendapat lain mengatakan khitan adalah nama bagian, berupa kulit yang tersisa setelah dipotong. Orang yang mengkhitan dinamakan 'al-khatin'.

Dalil yang Mensyariatkan Khitan
Dari Abu Hurairah ra: "Saya mendengar Rasulullah saw bersabda :'Fitrah itu ada lima: khitan, mencukur bulu sekitar kemaluan, memotong kumis, memotong kuku, dan mencabut bulu ketiak'".
Dari abu Hurairah ra: "Nabi Ibrahim berkhitan dalam usia 80 tahun, dengan memakai beliung"
Q.S an- Nahl:123 :"Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad), 'Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif ...."

Hikmah disyariatkannya khitan
Khitan disyariatkan karena mengandung beberapa manfaat, diantaranya menambah kesucian, memelihara kebersihan, menambah kecantikan, serta menstabilkan syahwat.
Ibnul Qayyim berkata, "Khitan adalah sebaik-baik syariat yang Allah syariatkan kepada hambaNya, karena mengandung hal yang sangat baik dalam bidang lahir dan bathin. Khitan adalah pelengkap fitrah yang diciptakan Allah untuk manusia. Agama yang paling sempurna adalah agama nabi Ibrahim a.s, dan asal disyariatkannya khitan adalah untk menyempurnakan agama."Ketika allah berjanji kepada Nabi Ibrahim a.s bahwa Dia akan menjadikan Ibrahim sebagai seorang pemimpin, Dia juga menegaskan bahwa Dia akan menjadikan Ibrahim sebagai bapak dari beberapa bangsa. Dia akan menjadikan keturunan Ibrahim sebagai raja dan Nabi, memperbanyak keturunannya, serta akan memberikan tanda khusus kepada dia dan keturunannya. Tanda khusus itu adalah dikhitannya setiap anak mereka yang lahir. Khitan adalah indikator masuknya seseorang kedalam agama Nabi ibrahim a.s."

Sesungguhnya Nabi Ibrahim tidak akan mengerjakan khitan dalam usia 80 tahun seandainya tidak diperintahkan oleh Allah. Ibnu Hajar berkata, "Nabi ibrahim a.s diperintahkan berkhitan dalam usia 80 tahun. Beliau segera melaksanakan perintah itu dengan menggunakan kampak, tetapi ternyata menimbulkan penyakit yang agak parah. Beliau berdo'a kepada Allah SWT dan Allah menurunkan wahyu kepadanya, "Sesungguhnya engkau terburu-buru berkhitan sebelum Kami beritahukan alat apa yang harus engkau gunakan."  Nabi Ibrahim menjawab, "Wahai Tuhanku, saya tidak suka untuk menunda-nunda perintah-Mu."

Saudaraku.... Apakah kita masih menunda-nunda perintah-Nya ?!

Minggu, 13 Juni 2010

Riset: Bernyanyilah Agar Sehat

Studi telah menunjukkan peningkatan kekebalan tubuh para penyanyi. Nah itu baru menyanyi, bayangkan jika diganti mengaji…

Hidayatullah.com--Seorang penyanyi sebuah pertunjukan pernah menyatakan bahwa sebaiknya seseorang menjiwai lagu ketika berjalan. “Suatu malam saya pernah menyaksikan ketika keluar dari Gedung Steinway, New York City yang berhadapan dengan Carnegie Hall.

Di bawah kanopi jendela, empat orang asyik menyanyikan lagu kuartet ciptaan Mozart, Requiem. Mereka tak menyediakan tempat koin. Seolah-olah berada di dunianya sendiri, tak terpengaruh oleh lingkungan jalan, hujan yang turun serta lalu lalang pejalan kaki, mungkin mereka tidak menyadari hal tersebut baik bagi kekebalan tubuh mereka sendiri.”

Beberapa kelompok menekankan bahwa tak perlu memiliki “suara penyanyi” atau tidak fals. Bernyanyi dalam kelompok cenderung lebih menyenangkan, lebih serasi dan lebih teratur, tetapi ada kalanya mereka hanya ingin bernyanyi bersama teman atau bersenandung diiringi radio.

Setidaknya dua studi telah menunjukkan peningkatan kekebalan tubuh para penyanyi. Satu studi menunjukkan peningkatan dalam immunoglo-bulin A (IgA, antibodi) dalam darah setelah latihan paduan suara. Sebuah kelompok paduan suara di Frankfurt, Jerman, menjalani tes darah sebelum dan sesudah latihan “Requiem” Mozart. Tingkat hidrokortisol mereka meningkat, mengindikasikan suasana hati yang lebih tenang.

Seminggu sesudahnya, anggota paduan suara tersebut menjalani beberapa tes lagi sebelum dan sesudah mendengarkan rekaman Requiem, namun sistem kekebalan tubuhnya tidak bereaksi.

Studi lain dilakukan University of California Irvine, menguji air liur anggota paduan suara sebelum dan sesudah pementasan gladi bersih “Missa Solemnis”-nya Beethoven. Peningkatan ditemukan pada sekresi immunoglobulin A (S-IgA), indikator kekebalan tubuh lain dan penurunan kortisol.

Menurut studi tersebut, anggota paduan suara digambarkan mengalami performa “pengalaman puncak selama pementasan... kegelisahan, pemain memiliki perasaan penting akan kegembiraan, perubahan suasana hati, relaksasi, konsentrasi musikal, kepuasan dan penurunan stres.”

The Senior Singers Chorale di Arlington, AS, adalah bagian dari program seni yang diorganisasi oleh psikiater geriatri usia lanjut, Gene Cohen, dari Washington University dan Jeanne Kelley yang mempelajari dampak aktivitas dan kreativitas pada senior. Penyanyinya berusia antara 55-97 tahun, yang diketahui mengalami penurunan depresi, lebih jarang mengunjungi dokter dan lebih sedikit menjalani pengobatan.

Penyanyi dilatih oleh musisi profesional, dan pentas di sekitar Washington dan berbagai negara bagian AS. Siapapun yang berusia 55 tahun atau lebih dapat bergabung, dan tidak ada audisi.  

Larut dalam lagu pada masa susah ini tampaknya sangat alami, meskipun kita memerlukan otak kiri untuk menjelaskan mengapa. Bernyanyi, seperti melukis, adalah pintu gerbang ke otak kanan. Anak-anak belajar melalui lagu dan orang dewasa yang mengalami stroke pada otak kiri melakukan pelajaran ulang melalui nyanyian.

Menyanyi dinilai dapat mengekspresikan emosi positif kita tentang pujian, romantika atau harapan dengan indah. Nah, bayangkan, itu baru manfaat bernyanyi, apalagi manfaat mengaji. [tet/er/hidayatullah.com]